|
فَوَسْوَسَ
لَهُمَا
الشَّيْطَانُ لِيُبْدِيَ لَهُمَا مَا وُورِيَ عَنْهُمَا مِنْ
سَوْآتِهِمَا
وَقَالَ مَا نَهَاكُمَا رَبُّكُمَا عَنْ هَذِهِ الشَّجَرَةِ
إِلا
أَنْ تَكُونَا مَلَكَيْنِ أَوْ تَكُونَا مِنَ الْخَالِدِينَ
وَقَاسَمَهُمَا
إِنِّي لَكُمَا لَمِنَ النَّاصِحِينَ
Maka syaitan membisikkan
pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang
tertutup dari mereka yaitu auratnya dan syaitan berkata: "Tuhan kamu
tidak melarangmu dan mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak
menjadi malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal (dalam surga)”.
Dan dia (syaitan) bersumpah kepada keduanya. "Sesungguhnya saya adalah
termasuk orang yang memberi nasehat kepada kamu berdua. (QS. Al-A’rof: 20-21)
Kisah ini adalah kisah yang
telah lama diketahui oleh manusia, yaitu kisah antara Adam, Hawa dan iblis.
Kisah yang diabadikan dalam Al-Quran dengan pengambaran yang sangat gamblang
dan jelas, yang diceritakan langkah demi langkah, tentu memberikan sebuah
gambaran kepada kita bahwa ketika Bapak dan Ibu dari seluruh manusia itu
digoda oleh iblis, maka anak keturunannyapun tidak luput dari godaan itu.
Seperti itulah ikrar iblis kepada Allah ketika diusir dari surga.
“Sungguh saya benar-benar akan menghalangi mereka dari jalan-Mu yang lurus”. (QS. Al-A’rof: 16)
Langkah-langkah yang ternyata
telah berhasil membuat Adam dan Hawa tertipu akan selalu digunakan oleh iblis
untuk menggoda anak keturunan Adam. Namun jurus-jurus yang sudah diketahui
itu kadangkala sering tidak disadari, sehingga kembali membuat manusia
tertipu.
Manusia telah dimuliakan
Allah, diumumkan kelahirannya kepada makhluk tertinggi dalam majelis para
malaikat, para malaikat diperintahkan sujud kepada Adam. Manusia diberikan
dua potensi berupa kebaikan dan keburukan, petunjuk dan kesesatan. Pada
dirinya terdapat kelemahan tertentu, kalau ia tidak konsisten pada perintah
Allah maka dari titik-titik kelemahan itulah ia dapat dimasuki oleh setan.
Bisikan setan ini tidak
diketahui bagaimana caranya, akan tetapi kita dapat mengetahui sasarannya
berdasarkan informasi yang benar dari Al-Quran, sasaran penyesatan itu adalah
titik kelemahan pada diri manusia. Setan mempermainkan kecenderungan manusia
yang tersembunyi, manusia ingin kekal, diberi umur yang panjang sehingga
sepertinya kekal, manusia juga ingin memiliki kepemilikan yang tak terbatas
padahal usia mereka pendek dan terbatas.
Dalam ayat ini diketahui
bahwa manipulasi yang digunakan iblis adalah: “An takuunaa malakaini au
takuunaa minal khalidin.”
Dalam penjelasan qiroah malakaini ada dua bacaan yang dapat dijadikan pengertian untuk memahamai maksud dari ayat ini. Bacaan pertama adalah: malikaini yaitu huruf lam dibaca kasroh yang berarti dua orang raja, yakni raja dan ratu, bacaan ini dikuatkan oleh nash lain dalam
Atas dasar bacaan ini, maka
manipulasi ini adalah kekuasaan yang abadi dan umur yang kekal.
Keduanya merupakan syahwat atau kecenderungan yang paling kuat dalam diri
manusia.
Bacaan kedua adalah malakaini,
huruf lam dibaca fathah yang berarti dua malaikat, maka
manupulasi setan itu adalah dengan melepaskan manusia dari ikatan-ikatan
fisik seperti malaikat yang kekal.
Ketika Iblis ini mengetahui
bahwa Allah melarang Adam dan Hawa memakan buah ini, dan larangan ini terasa
berat dalam jiwa mereka, maka untuk menggoyang hati mereka, iblis menimbulkan
khayalan dan angan-angan kepada mereka, di samping juga mempermainkan syahwat
dan keinginan mereka. Bahkan iblis memperkuat dengan sumpah bahwa ia adalah
pemberi nasehat yang berlaku jujur.
Adam dan istrinya lupa karena pengaruh dorongan syahwat
dan sumpah setan yang penuh tipu daya bahwa setan adalah musuh mereka yang
tidak mungkin menunjukkan mereka kepada kabaikan.
Sayyid Qutb dalam tafsirnya menjelaskan bahwa,
“Sesungguhnya iblis hanya mendatangi mereka dari titik kelemahan mereka dan
tempat masuknya syahwat. Tidak ada yang dapat melindungi manusia dari godaan
setan itu kecuali dengan memperkuat iman dan zikir, memperkuat pertahanan
dari penyesatan dan bisikan jahatnya, mengalahkan syahwat dan menundukan hawa
nafsu kepada petunjuk Allah.”
Manusia dapat saja berbuat keliru dan lupa. Pada
dirinya terdapat kelemahan yang dapat dimasuki setan, ia tidak selamanya
patuh dan tidak selamanya istiqomah. Akan tetapi ia dapat mengejar
kekeliruannya, mengakui kesalahannya, menyesali perbuatan, dan memohon
pertolongan dan ampunan kepada Tuhannya. Karena manusia mempunyai potensi
untuk kembali ke jalan yang benar dan bertaubat , tidak keterusan dalam
maksiat sebagaimana halnya setan.
Ketika manusia menyadari akan kekeliruannya dan
terjatuh dalam kemaksiatan maka ucapan yang keluar adalah seperti ucapan yang
keluar dari dari bibir Adam dan Hawa:
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Al-A’rof: 32)
Dengan mengetahui manipulasi iblis tersebut, diharapkan
kita menjadi waspada terhadap hal-hal serupa yang menjadi tempat sasaran
iblis dalam menggoda dan menyesatkan manusia. Wallahu a’lam bisshowab.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar